cooltext1867925879

~~ Mudahnya peluang usaha ~~

SUSU KAMBING ETAWA BUBUK 2015

E.A.P Teknologi BPTP YOGYAKARTA

header

1419847472700532415 ETAA  

Untuk itu awali tahun baru Anda dengan berwirausaha dan kembangkan bakat kewirausahaan Anda dengan bergabung bersama

header

~~SUSU KAMBING ETAWA BUBUK Ijin Edar LPPOM 12040002041209 E.A.P Teknologi BPTP YOGYAKARTA ~~

Halal MUI

Ibu Eri Sulistyowati Telp/sms 089651095115 Pin 28823f03

~~ PELUANG USAHA 2015 ~~ SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~

  1. Bisnis paling menjanjikan dengan laba 100% milik sendiri tentunya akan sangat menarik untuk dijalani. ~~ SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~
  2. sebuah usaha kemitraan yaitu ~~ SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~
  3. membuka sebuah penawaran paling hot di Awal tahun 2015 yaitu paket kerjasama kemitraan dengan anggaran biaya @20.000 /kotak' (partai ecer) Untuk grosir bisa MendapatkanHarga hingga @15.000 WOOOW dengan mendapatkan benefir semua kelengkapan usaha.
  4. Anda bisa langsung usaha ~~ SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~ dengan investasi yang ringan.
  5. Pada tahun 2015 banyak diprediksi bahwa usaha ~~ SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~ masih sangat menjanjikan.
  6. Disamping pangsa pasar yang luas jenis usaha ~~ SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~ juga banyak diminati. Konsumen yang tiada habisnya akan banyak menyedot perhatian bagi pemilik investasi.
  7. Untuk itu jangan buang kesempatan ini, mari segera bergabung bersama kami dan rasakan sendiri manfaat laba untuk Anda.

Tunggu apalagi, ambil telepon Anda dan hubungi kami melalui sms,bbm maupun email susukambingeta@gmail.com. Jika Anda masih ragu, konsultasikan dahulu dengan kami dan akan kami jelaskan mekanismenya. Proses yang sangat mudah dan tidak berbelit-belit akan memudahkan Anda dalam menjalani usaha ini. Kami tunggu Anda sekarang untuk bermitra bersama kami dan semoga kita biosa menjadi mitra bisnis yang saling menguntungkan. Koperasi Etawa Mulya didirikan pada 24 November 1999 Pada bulan Januari 2011 Koperasi Etawa Mulya berganti nama menjadi Etawa Agro Prima. Etawa Agro Prima terletak di Yogyakarta. Agro Prima merupakan pencetus usaha pengolahan susu yang pertama kali di Dusun Kemirikebo. Usaha dimulai dari perkumpulan ibu-ibu yang berjumlah 7 orang berawal dari binaan Balai Penelitian dan Teknologi Pangan (BPTP) Yogyakarta untuk mendirikan usaha pengolahan produk berbahan susu kambing. Sebelum didirikannya usaha pengolahan susu ini, mulanya kelompok ibu-ibu ini hanya memasok susu kambing keluar daerah. Tenaga kerja yang dimiliki kurang lebih berjumlah 35 orang yang sebagian besar adalah wanita. Etawa Agro Prima membantu perekonomian warga dengan mempekerjakan penduduk di Kemirikebo.

~~ Mudahnya peluang usaha ~~

SUSU KAMBING ETAWA BUBUK 2015

Ibu Eri Sulistyowati Telp/sms 089651095115 Pin 28823f03

~~ PELUANG USAHA 2015 ~~

~~SUSU KAMBING ETAWA BUBUK ~~

cooltext1867925879
androids app free download: September 2013

Senin, 30 September 2013

Download Lagu + Lirik Opening Honey bee Hutch: Hachi


 
Mama... mama dimanakah kau berada
Mama... mama ingin sekali ku bertemu
Hachi anak yang sebatang kara
pergi mencari ibunya
di malam yang sangat dingin
teringat mama
walaupun kesepian hachi tetap gembira
mama... mama dimana kau berada
mama mama  mama suatu saat pasti bertemu
mama mama hati ingin bertemu
mama mama suatu saat pasti bertemu

*) 100% no copas (lirik)

videonya bisa disini : http://www.youtube.com/watch?v=FzhgZoCdXH0 (punya orang)

Minggu, 29 September 2013

GALAU TES MATEMATIKA HIMPUNAN

met malam senin u,u . Kemarin ak tes Matematika... miris banget aku lupa bilangan prima!!!!!!!, jadinya salah >.< nyeseeeeeeeeeeeeeeeeeek bangettt dengan kejadian ini, apalagi ada yg bilang ada yang nilainya 55 trus remidi, seumur'' aku tes ga pernah nyampe kurang dari 60, huftt... :(, aku takut banget untuk besok, OPTIMIS!! YA OPTIMIS :), tp tiba tiba aku yang bisa himpunan tiba tiba ngejreng dengan soal akhir aku nyesekkk mungkin melebihi nyesekknya orang sakit jantung :(

Tapi tetep semangat, prinsipku gurunya klo jelasin emang kurang banget >.< ,awww, tapi yang penting aku tau kalau aku bisa cuman lupa :D :D :D :D :D hehe3x,  btw >.< >.< >.< aku tetep pusing, doain aku ya kawaan yang baik :D , besok Senin pengumumannya , pelajaran terakhir ! :D

Sabtu, 28 September 2013

Perbaikan Bahasa, Tata Cara Berbahasa yang Benar, Kata Baku Tak Baku, Penulisan yang Benar.

Sekian lama bahasa saya juga morat-marit , setelah berganti sekolah jadi saya tahu selama ini bahasa saya banyak kesalahan. Disini mari kita belajar sama-sama... jadi kalau ada kesalahan yang saya tulis disini bisa kita diskusikan lewat komentar :).

Penggunaan  apa dan atau yang paling sering salah

APA DAN ATAU

biasanya apa ditambahin -kah jadinya apakah berarti ini menanyakan.
kerap sekali masyarakat umum mengucap apa untuk memilih ini atau itu

Contoh:

Salah: '' Kamu mau apel apa pisang? ''
Benar: '' Kamu mau apel atau pisang? ''

KAPAN DAN DIMANA 

yang ini biasanya hampir tidak ada yang salah

 kapan menanyakan waktu
dimana menanyakan tempat

Contoh (Kapan)  = '' Kapan kamu akan berangkat ke Surabaya? ''
Contoh (Dimana) = ''Dimana kamu tinggal? ''

SIAPA

siapa menanyakan orang/hewan dll

 KATA BAKU TAK BAKU

biru: benar
merah: salah

Indonesia
Endonesia

subjek
subyek

terdiri atas
terdiri dari

Senin
Senen

saksama
seksama

kreatif
kreatip

sistem
sistim

imbauan
himbauan

garpu
garbu

provinsi
propinsi

jendela
cendela

JADI MARI BERBAHASA INDONESIA YANG BENAR!


Jebrat Jebret Action FAIL PART 1

Emang rasanya banyak banget rasa di SMP baru~ mulai dari kantin yang ga cukup di kantong sehari hariku -__-, barang kopsis yang rusakan -_-, dan tentunya misteri~~~!!!

   Waktu itu hari Jumat kebetulan aku juga anak Olimp Mat yang terseleksi padahal aku nggak bisa Matematika dan asal pindah dari pimpong -_-, jadinya aku di kelas cuma ndoweh mangguk mangguk *bayangkan* dan biasanya dari jam 12.45 sampe 14.30 nah itu aku bela belain motong ekstra dg PAI, jadinya aku keluar dari ruangan jam 14.20 mungkin saat diterangin kita ga fokus bicarain rencana ijin, walau motong 10 ini bener sayang banget. Keluar dari ruangan aku dan temenku seekstra kita langsung lari ke kelas dan... TARA temen'' pada pulang hanya yang niat aja yang disitu, mungkin 3-4 yang pulang. Nahh saat menunggu si komikus naik ke lantai 2 tempat kelasku aku lihat... sebuah bayangan *wuzz*ke lab kompu 2, ihh gilak bener ... sebenarnya ini katanya ngga boleh di sharing tp gimana ya.. temenku juga pernah lihat *pasti tau* disitu.

    Waktu itu hari Sabtu yang berarti 2 hari lagi atau Senin video diputer alias dikumpulin, padahal juga dikasih 2 minggu shootingnya baru hari ini (Sabtu) bikin deg degan banget, sebenarnya seharusnya biasa aja tapi gimna ya, anggotanya ada (2) yang nggak niat... boleh dibilang pakai banget, mereka ga tau kemana :/ , yang satunya namanya sebut aja Lima (nama samaran) , nah yang namanya Lima itu juga kepaksa jadi kelompokku... :(, iya ga boleh beda-bedain I KNOW THAT, yang bikin greget itu dia selalu catet SELALU NGILANG DAN kalau kelompokkan selalu TIDAK KERJASAMA SAMA SEKALI. Jadi kelompokku Mat ada 3 , Aku, Lima, dan Mila, jadi yang niat otomatis aku dan mila. Okay berarti Malik emang ga niat, coret aja dari daftar kelompok. Nah karena si satu lainnya yang ndak ikut PAI aku belum pernah sekelompokkan jadi aku kurang tau dan ga berani ngomong apa-apa karena emang nggak tau :).
    Jadi ya udah kita shooting dibantuin dari kelompok lain, 1 orang yang bantu yaitu... ketua kelas kita kita~ yee, baik kan??oh iya donk :D, aku kira dulu dia jahat ternyata baiiik, tapi tetep kayak orang-orang biasanya pasti kadang baik kadang gitu. Ok,  sampai jam 3 lebih mereka ga dateng ke kelas aku yang ada di lantai 2 terutama Lima yang bikin aku pingin ngedumel kayak orang gila sampe'an. Sampai sekolahku agak sepi pintunya pada di kunci, OMG semua anggota kelompok *_* gimana enggak kan ceritanya butuh kelas dan akhirnya kelas sebelah dan sebalahnya jendelanya kebuka dan ada ide dari temenku klo kita masuk aja lewat situ.. tapi karena ada CCTV jadinya nggak jadi *bah .
    Muncul ide baru yaitu ganti cerita dan bla bla bla, setelah udah buat beberapa adegan *jebret* baterai kameranya habis, ceroboh banget temenku ngisinya di sekolah -___- fatal!. Setelah beberapa menit diisi kita take lagi habis gitu... *jebret* lagi , nunggu lagi baterainya ngisi, take lagi *jebret* lagi dan lagi habis gitu diisi lagi, dan *jebret jebret jebret* ga tau katanya temenku listriknya dimatiin, ada ada aja kejadiannya -_-.
    Karena bolak balik di cut karena baterai abis jadinya kita ngengisi disitu lama........ banget sampai ngantuk ngantuknya -__-. Nge take lagi alhamdulillah lumayan tapi *ngejebret* lagi , karena kita take dari pukul 14.30 dengan low batt si kamera tdi akhirnya g selesai beneran, dan kami berunding, karena ga ada yang bisa Minggu jadinya kami Senin pagi harus nyampe di sekolah jam 05.45 pagi .. iya pagi!!!. WOW BANGET :D. # bangun jam berapa yaa nanti.. :)

dilanjutin PART 2 :D




Jumat, 27 September 2013

Rabu, 18 September 2013

Aku Pelit?

Pelit ohh pelit, apa ya definisi pelit?

Kesimpulan
Si Hemat memangkas pengeluaran2 tidak berarti/tidak berguna tanpa ampun dan berfokus/memprioritaskan pada pengeluaran yang benar-benar berarti untuknya (setiap orang berbeda, silahkan identifikasi apa yang berarti untuk anda) sementara si Pelit memangkas semua pengeluaran membabi buta tanpa berpikir lebih dalam dan bahkan pada kasus ekstrem kalau bisa si Pelit ingin mendapat semuanya gratis.
Si Hemat memiliki kontrol yang lebih besar atas pengeluarannya sendiri (majikan atas uangnya) dibanding si Pelit dan si tukang gengsi2an & ikut2an yang menjadi hamba dari materi dan uangnya.
Uang dan barang pada akhirnya hanyalah alat untuk membantu (bukan melengkapi!) hidup kita bukan tujuan akhir itu sendiri dan tidak sepatutnya kita mengidentifikasikan diri kita dari apa yang kita pakai atau apa yang kita punya. Hanya karena kita sanggup membeli bukan berarti kita harus membeli.
Putuskan dengan penuh kesadaran pengeluaran mana yang benar-benar berarti, penting dan bisa meningkatkan kualitas hidup anda,  hindari sikap pasif yang dengan latah mengadopsi apapun yang dilempar perusahan2an ke pasar.
Dulu kita dikenal sebagai manusia tapi di jaman yang serba materialistik dan konsumtif sekarang kita dikenal sebagai konsumen.
sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/05/27/apa-bedanya-orang-pelit-sama-orang-hemat-465412.html

Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.
Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.

Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula . Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
 Sumber: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/

           Masuk pertama sekolah setelah liburan biasanya kita mempersiapkannya dengan yang baru atau paling tidak kita rawat (cuci,dsb). Yang rusak kita ganti dengan yang masih bisa dipakai dan Yang masih bisa kita bersihkan supaya enaaak dipakai nanti. Hal itu sering aku lakukan, biasanya  yang aku tambahin itu polpen, penghapus, tape ex dan lain lain.Biasanya semua itu.. ILANG, entah kemana -_-, kadang keleleran di rumah, kadang juga ketinggalan di sekolah, yaa pokoknya rempong deeh.

          Semua peralatan rasanya semua udah lengkap untuk dipakai di sekolah baru, penggaris,penghapus,polpen dll. Khusus Tape-Ex karena diRUSAK temeku akhirnya ya nyoba yg merk faber castell yang mungil berharga 19.000 (isi 2) karena pernah lihat temenku karena kyaknya smooth banget klo dia make. Hari hari selanjutnya saat aku sudah berseragam SMP rasanya tape ex baruku semakin hari semakin menipis, menipis... karena SELALU DIPINJAM temen baru aku, entah itu emang kebiasaan kayak gitu atau gimana atau gimana lagi, tp sebenarnya ndak dipinjam aja tp juga ++ alias diRUSAK pun jadi -___- *mungkin maklum belum pernah pegang tape ex se elite itu*, 2 bulan akhirnya.. HABIS, OMG gilee aja baru 2 bulan yaak 2 BULAN!! DUA BULAN!! DUA BULAN UDAH HABIS,OMG!! itupun dalam 2 bulan dikurangi dengan liburan 2 minggu, ini boros melebihi borosnya bangeet, 2 bulan udah habis rasanya MUSTAHIL.. soalnya aku ga pernah habis dalam waktu singkat walaupun mungil kyak gitu !!, yang bikin berkenan habisnya di tangan temenku juga!!! , bayangin deh dipinjem langsung abisss. GImana perasaan lo bro??!!


          Okay.. tenang slow okay *tarik nafas jangan lupa buang* , karena isinya 2 jadi aku ganti yang baru.. , awalnya aku udah wanti wanti mulai saat ganti itu ._. , aku udah wanti wanti bangeet ''aduuh jangan banyak banyak'' ''iya ga banyak kok'' , ''OMG jangan banyak donkk'' ''ga kok'' mungkin kuucapkan ini setiap hari. okay emang kayaknya aku lupa bilang klo satu pinjem mereka ga main main klo nip-exe .. langsung sikat abiss DX, dan anehnya mereka biasa aja ! >.< sakit tauuk!!.  Karena mungkin gimana gimana akhirnya saat pelajaran *** ada yang minta kertas A3 ke aku '' Minta kertas A3 nya yaa'' dalam hatiku aku udah ucap ya.. tp ''Jangan minta dia,dia pelit, ambil kertas A3ku aja'' omg rasanya gilee abis DX!! tersinggung kalikk aku!! dan rasanya saat guru nerangin materinya aku lihat tp pikiranku kesana kemari dengan ucapannya!!. Akhirnya Istirahat dan si yang tadi minta kertas A3 datang ke aku '' minta kertas A3nya ya'' ''ya, ini'' sambil ngasih ke dia , dalam pikiranku kenapa kok dia minta ke aku klo si dia yang bilang aku pelit minta yang bilang aku pelit aja. 
         Istirahat masih berjalan.. , tadi juga ada yg minta kertas A3 jadi totalnya 2, kemarin sebelum liburan ada yang minta kira kira 3 anak , okay.. fine. ''He aku itu pelit aa?'' ''nggak''ucap 2 anak ''pelitt'' yang ini aku udah tau jawabannya ga bener karena suka berantem.. maksudnya berantem bercanda mungkin drama kali eaak?.  sambil makan aku tetap berfikir tentang itu... .
        SBD pelajaran setelah *** , ini lagi ujian menggambar prespestik *lupa namanya apa*, kan butuh penebel dan saat itu aku emag sengaja bawa dan temenku pinjem yang tadi minta kertas saat istirahat, ''he pinjem he'' ''yo'' ''sek bro tak pake dulu'' ''sek a hee pelit ii arek iki'' ''bentar a laa'' , tunggu.. yang pinjem dan yang punya itu siapa sih?? lagian nanti kamu pake lagi klo udah selesai, apa masalahnya siiiihh !! .
     
Sampai saat ini (menulis cerita fakta ini) aku tetep mikirin hal ini, ini mungkin ga penting tapi penting banget untuk kehidupan sosial di sekolah.

Dan tape ex nya sekarang yang baru ganti udah mau habis juga ...

Jadi sebenarnya aku memang pelit?? Tolong saran dan pendapatnya :)




Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.

Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.
Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.

Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.
Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.

Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.
Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.

Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.
Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.

Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.
Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf
Salah satu penyakit yang harus dijauhi dan dibuang jauh-jauh adalah pelit (QS Al Hadid 57:23-24) karena ia adalah salah satu penyakit hati, penyakit perilaku dan penyakit masyarakat.

Pelit, kikir atau dalam bahasa Arab disebut bakhil adalah tiadanya kehendak untuk membagi sebagian (kecil) harta seseorang dengan kalangan yang kurang beruntung secara materi yang umum disebut sebagai fakir miskin.
Sementara definisi orang pelit (bakhil) menurut Al Quran adalah orang yang tidak mau menafkahkan hartanya di jalan Allah (QS Muhammad 47:38). Yang dimaksud bernafkah di jalan Allah adalah zakat, terutama zakat harta, pada golongan yang berhak menerimanya (QS At Taubah 9:60) dan sadaqah yaitu pemberian di luar zakat dan tak terikat dengan persyaratan minimum.
Baik definisi pelit secara umum maupun versi Al Qur’an bertujuan sama: penekanan tentang buruknya perilaku pelit atau bakhil. Dan bahwa keburukan dari sikap pelit itu universal yang tidak hanya menurut pandangan agama, tapi juga sosial. Dalam masyarakat, orang kaya yang tidak mau berbagi akan mendapat “hukuman sosial” sesuai adat lokal setempat. Hukum sosial minimal adalah citra buruk orang tersebut di mata masyarakat sekitar. Apa gunanya hidup berkecukupan atau berlimpah apabila nama baik tercoreng?
Timbulnya sikap kikir pada umumnya dikarenakan adanya anggapan bahwa kita berhak seutuhnya atas harta yang kita dapatkan dari hasil jerih payah kita sendiri. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya salah, kendati tidak sepenuhnya tepat. Sebab, dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak, fisik dan kesempatan yang tidak sama. Ada yang lemah, ada yang kuat; ada yang bodoh, ada yang jenius (QS An Nisa’ 4:34).
Konsekuensinya, perbedaan itu akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Termasuk perbedaan pendapatan dan kesuksesan materi. Pada waktu yang sama diperlukan keseimbangan relatif untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan harmonis. Pada poin inilah, mengapa Islam menekankan perlunya orang yang berkelebihan materi untuk berbuat baik (ihsan) dengan cara mau berbagi yang mana kebaikan itu pada dasarnya untuk kepentingan diri mereka sendiri (QS Al Isra’ 17:7). Sebagaimana sikap pelit atau bakhil yang sebenarnya justru akan mencelakakan diri sendiri (QS Muhammad 47:38)
Dari uraian di atas jelas bahwa sikap kikir, pelit atau bakhil adalah salah satu perilaku yang anti-sosial dan tidak sesuai dengan spirit agama (QS Ali Imron 3:180; An Nisa’ 4:36; At Taubah 9:77).
- See more at: http://www.fatihsyuhud.net/2012/08/pelit-dalam-islam/#sthash.LOVimNNC.dpuf

Sabtu, 14 September 2013

Aku Terkena Sandiwaramu

Aku Terkena Sandiwaramu? Pacar? NO! Temen? NO Sahabat?NO , trus apa donk? ah.. lupakan, eh jangan nanti jadi cerita dooonk, ok karena ini bersifat pribadi (ingat atas) , mungkin agak aku
fiksiin aja deh.. ingat fiksi







Sandiwara

Sabtu itu aku ikut kamu , awalnya emang aku udah tau sandiwaramu, tp aku terlarut oleh sandiwaramu. Begini ceritanya...

Sabtu itu aku ikut kamu, awalnya emang aku udah tau sandiwaramu, awalnya aku diem aja,setelh km play sandiwaramu aku tenang.., kamu suruh aku jaga pos kamling .

Pos Kamling 1

Disini aku mulai terlalu jauh  masuk ke sandiwaramu >.< , nangis -_-, aku udah berulusaha g nangis zz, tiba tiba tanya .. aku kira ini klo bener dikasih berapa juta kayak di  5 menit 5 juta. Ternyata aku nggak bisa -_- , aku juga seharusnya bisa tp aduh mikirnya mau darimana klo gelap gelapan gituuh

Pos Kamling 2

Sama aja, aku terlalu bodoh untuk terhasut sandiwaramu... u,u. Karena g dapet 5 jutanya jadi aku berusaha jawab dengan bener dan hasilnyah NIHIL

Pos Kamling 3

Disini aku tenang sekali , yang harusnya seperti di pos 1 dan 2alau malaikat baiiiiik yg mungkin kurang mendalami tokoh << *lupakan* , dan tetep g dapet 5 juta... .

Akhirnya......

Tokohnya ngaku klo hanya sandiwara *nggaksecaralangsung* dan hug.. << artinya berpelukaaann :D, ''udah tau kok klo ini sandiwara :)) *

Perjalan pulang?? Bengong 100% 100% 100% !! mikirin yg tadi -_-, kenapa aku harus bodoh tidak bisa mendapatkan 5 juta itu ? zzzzzzzzzzzz , mungkin bukan jalannya :))

semua katanya sandiwara :) , ini pakai lokasi lain ajah, segalanya rahasia :DD



Kamis, 12 September 2013

Berenang Tanpa Nafas Ameba Pigg


Berenang Tanpa Nafas.flt

Buka filter ..
centang dan on kan ...
dan Berenang ...

Area.spt

set send size 30 dari profile ..
buka spt ..
Klik travel ....
centang & play spt 1x ...


SHOP.flt

Buka filter ..
Centang & on kan ...
pergi Ke shoulin Area ..
klik shop si botak baju kuning ..

Rabu, 11 September 2013

Action Ameba Pigg

/par -
/choki -
/goo -
/hirameki - pict lamp
/nekohebi - pict cat
/panda - pict panda
/heart - hati
/onpu - music note
/moya - scribble
/angry - marah
/hungry - fork and knife
/sad - tear drop
/suwaru - to sit down
/tatsu - to stand up
/min - to minimize yourself
/nem - put your pigg aslee

Senin, 09 September 2013

Secret Ishikarigawa High Ameba Pigg

WPE: http://www.mediafire.com/download/hpljixq15n9flmf/Wpe_(phunsukhwang.blogspot.com).rar
Pass: phunsukhwang.blogspot.com
silahkan di download  filternya disini

Secret Ishikarigawa High ( khusus Buat yg sudah tidak digembok Ogasawara High nya :D dan Mau Meningkatkan Level Mancing kamu)

Buka filter Centang all

Klik Travel 
Klik Japansea High lalu Masuk ke Secret Japansea High 54 sampai 60

dijamin Aman :).Tidak ada Polisi india



thx om day :D

Contoh Hasil Laporan Wanwancara Dalam Bentuk Teks



Kali ini adalah contoh laporan hasil wawancara dalam bentuk teks , bisa ditambahkan gambar asli yg menjadi perhatian


 Kucingku yang Manis


   Saya mempunyai 7 kucing yang bernama  Cepot, Cepet, Cipit, Ciput, Momo, Gimbul dan Iteng, semua jenis mereka kucing kampong.
  Awalnya saya mempunyai kucing bernama Keting lalu melahirkan 3 anak kucing hidup yang saya beri nama dengan Baban, Kecret, dan Wowo. Baban warna rambutnya hitam-putih, Kecret warna rambutnya kuning keemasan, dan Wowo seluruh tubuhnya berwana hitam. Kini mereka semua sudah mati, Keting dan Wowo mati karena penyakit cacing, dan tiganya hilang dan tak pernah kembali sampai detik ini.
  Saat pulang dari pasar saya melihat kucing laki laki yang amat lucu bagi saya, karena saya beri makan akhirnya ia ke rumah saya padahal sebenarnya itu kucing berpemilik tetapi tidak dirawat dengan baik, karena biasanya kucing jantan suka bertengkar datanglah kucing yang sangat garang, namanya Wawu karena ia kalau mengeong berucap seperti ‘’ Wawu….’’ , karena yang namanya umur terus berjalan, seiring bertambahnya waktu Wawu menjadi seperti kakek kakek yaitu giginya OMPONG, akhirnya ia selalu kalah fight dengan Imbul yang biasanya kalah. Karena sakit muntaber darah akhirnya Wawu mati… Hiks… .
 Gimbul masih hidup, datanglah kucing warna keemasan yang saya beri nama dengan Tomi yang namanya berasal dari Tom And Jerry, yang warnanya Tom adalah coklat. Tidak ada permasalahan sampai datanglah kucing kembar kecil mungil yang mbak saya beri nama dengan Momo dan satunya yang tidak sempat diberi nama. Momo warna rambutnya belang, lalu yang satunya warnanya hitam semua. Karena Momo dan kembarannya dirawat dengan lebih baik akhirnya Tomi memusuhi mereka lalu setelah berminggu-minggu kemudian akhirnya Tomi pergi.
  Karena ternyata mereka berdua anak kucing dari kucing pak dan bu RT ibu saya berniat mengembalikan, karena saya tidak terima akhirnya mereka bisa saya punyai.
 Setelah kurang lebih 6 bulan di rumah saya Momo hamil lalu melahirkan 4 sekaligus anak!! Kami beri nama anaknya Cepot, Cipit, Cepet, Cuput.Cepot warnanya kuning keemasan dan sekarang gendut, Cipit warnanya kuning dan putih dan agak gendut, Cepet dan Cuput sekarang sangat kurus. Makin lama mereka makin lucu dan gendut.